
Jika kita melihat akhir-akhir ini, banyak brand besar khususnya perusahaan startup berbasis teknologi berusaha menarik perhatian audience dengan cara-cara yang unik di luar kebiasaan, (antimainstreams/out of the box) misalnya GOJEK dengan papan reklame berkonten narasi panjang serti cerpen, kemudian LAZADA dengan billboard terbaliknya, dan belakangan metode semacam itu banyak ditiru oleh brand-brand lainnya.
Kita sangat mudah menebak, tujuan dari iklan-ilkan tersebut adalah agar menjadi perbincangan publik dan kemudian menjadi 'Viral" di sosial media, tapi jika kita amati, akan muncul pertanyaan, apakah tujuan dari iklan tersebut tersampaikan, atau hanya sekedar mengejar viral sehingga esensi kontentnya terabaiakan?
Lazada kayaknya sengaja bikin iklan di billboard ini terbalik deh. Pasti sengaja. Pasti. pic.twitter.com/Gji2DSa0GE— Fathurrachman F. (@kinoot) November 9, 2017
Billboard lazada d dr satrio itu mmg sengaja kebalik placementnya?— dewi ika putri (@sundaydeww) November 27, 2017
Pihak @LazadaID , memang ini benar pemasangannya atau model terbaru terbalik begini ? pic.twitter.com/Az5K1lISgt— alex pasaribu (@alex4pasaribu) November 27, 2017
@alex4pasaribu Hi, benar kak. Lazada memasang iklan pada Papan Billboard dengan cara terbalik dengan tujuan anti mainstream. 🙂 -Setia— Lazada Indonesia CS (@LazadaIDCare) November 27, 2017
Showcase kampanye iklan lazada ini dapat kita pahami ditujukan kepada generasi milenial ini memang sampai kepada tujuan utamanya yaitu menjadi Viral dan menjadi perbincangan banyak orang, ini terlihat dari beberapa sample netizen yang "bingung" dengan billboard terbalik tersebut,
namun apakah pendekatan seperti ini benar-benar berhasil dan mencapai tujuan iklan yang sesungguhnya?
Audience/netizen hanya fokus pada billboard yang terbalik bukan kontennya, mungkin akan menjadi berbeda manakala papan billboard terpasang dengan benar, dan netizen meributkan kontennya.
gagasan mengenai sebuah ide dan eksekusi iklan yang membuat audience "bingung" serta mengabaikan tema utamanya, tentunya bukan ide yang baik jika iklan tersebut adalah iklan taktikal.
Pendekatan paling sederhana dari model hirarki efek untuk mengukur afektitifas sebuah iklan yang di kemukakan oleh St. Elmo Lewis yaitu AIDA - (Attention, interest, desire dan action) dan pada showcase Billboard terbalik, LAZADA lah yang memiliki jawabannya.
Tags:
BLOG